Komplek Candi
Model arsitektur rekonstruksi kompleks candi Prambanan, aslinya terdapat 240 candi berdiri di kompleks ini.
Pintu masuk ke kompleks bangunan ini
terdapat di keempat arah penjuru mata angin, akan tetapi arah hadap
bangunan ini adalah ke arah timur, maka pintu masuk utama candi ini
adalah gerbang timur. Kompleks candi Prambanan terdiri dari:
1. 3 Candi Trimurti: candi Siwa, Wisnu, dan Brahma
2. 3 Candi Wahana: candi Nandi, Garuda, dan Angsa
3. 2 Candi Apit: terletak antara barisan candi-candi Trimurti dan candi-candi Wahana di sisi utara dan selatan
4. 4 Candi Kelir: terletak di 4 penjuru mata angin tepat di balik pintu masuk halaman dalam atau zona inti
5. 4 Candi Patok: terletak di 4 sudut halaman dalam atau zona inti
6. 224 Candi Perwara: tersusun dalam 4
barisan konsentris dengan jumlah candi dari barisan terdalam hingga
terluar: 44, 52, 60, dan 68
Maka terdapat total 240 candi di kompleks Prambanan.
Aslinya terdapat 240 candi besar dan
kecil di kompleks Candi Prambanan.[12] Tetapi kini hanya tersisa 18
candi; yaitu 8 candi utama dan 8 candi kecil di zona inti serta 2 candi
perwara. Banyak candi perwara yang belum dipugar, dari 224 candi perwara
hanya 2 yang sudah dipugar, yang tersisa hanya tumpukan batu yang
berserakan. Kompleks candi Prambanan terdiri atas tiga zona; pertama
adalah zona luar, kedua adalah zona tengah yang terdiri atas ratusan
candi, ketiga adalah zona dalam yang merupakan zona tersuci tempat
delapan candi utama dan delapan kuil kecil.
Penampang denah kompleks candi Prambanan
adalah berdasarkan lahan bujur sangkar yan terdiri atas tiga bagian atau
zona, masing-masing halaman zona ini dibatasi tembok batu andesit. Zona
terluar ditandai dengan pagar bujur sangkar yang masing-masing sisinya
sepanjang 390 meter, dengan orientasi Timur Laut – Barat Daya. Kecuali
gerbang selatan yang masih tersisa, bagian gerbang lain dan dinding
candi ini sudah banyak yang hilang. Fungsi dari halaman luar ini secara
pasti belum diketahui; kemungkinan adalah lahan taman suci, atau
kompleks asrama Brahmana dan murid-muridnya. Mungkin dulu bangunan yang
berdiri di halaman terluar ini terbuat dari bahan kayu, sehingga sudah
lapuk dan musnah tak tersisa.
Candi Prambanan adalah salah satu candi
Hindu terbesar di Asia Tenggara selain Angkor Wat. Tiga candi utama
disebut Trimurti dan dipersembahkan kepadantiga dewa utama Trimurti:
Siwa sang Penghancur, Wisnu sang Pemelihara dan Brahma sang Pencipta. Di
kompleks candi ini Siwa lebih diutamakan dan lebih dimuliakan dari dua
dewa Trimurti lainnya. Candi Siwa sebagai bangunan utama sekaligus yang
terbesar dan tertinggi, menjulang setinggi 47 meter.
Tragedi
Peristiwa kontemporer
Pada awal tahun 1990-an pemerintah
memindahkan pasar dan kampung yang merebak secara liar di sekitar candi,
menggusur kawasan perkampungan dan sawah di sekitar candi, dan
memugarnya menjadi taman purbakala. Taman purbakala ini meliputi wilayah
yang luas di tepi jalan raya Yogyakarta-Solo di sisi selatannya,
meliputi seluruh kompleks candi Prambanan, termasuk Candi Lumbung, Candi
Bubrah, dan Candi Sewu di sebelah utaranya. Pada tahun 1992 Pemerintah
Indonesia Perusahaan milik negara, Persero PT Taman Wisata Candi
Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. Badan usaha ini bertugas mengelola
taman wisata purbakala di Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, serta kawasan
sekitarnya. Prambanan adalah salah satu daya tarik wisata terkenal di
Indonesia yang banyak dikunjungi wisatawan dalam negeri ataupun wisatwan
mancanegara.
Tepat di seberang sungai Opak dibangun
kompleks panggung dan gedung pertunjukan Trimurti yang secara rutin
menggelar pertunjukan Sendratari Ramayana. Panggung terbuka Trimurti
tepat terletak di seberang candi di tepi Barat sungai Opak dengan latar
belakang Candi Prambanan yang disoroti cahaya lampu. Panggung terbuka
ini hanya digunakan pada musim kemarau, sedangkan pada musim penghujan,
pertunjukan dipindahkan di panggung tertutup. Tari Jawa Wayang orang
Ramayana ini adalah tradisi adiluhung keraton Jawa yang telah berusia
ratusan tahun, biasanya dipertunjukkan di keraton dan mulai
dipertunjukkan di Prambanan pada saat bulan purnama sejak tahun 1960-an.
Sejak saat itu Prambanan telah menjadi daya tarik wisata budaya dan
purbakala utama di Indonesia.
Setelah pemugaran besar-besaran tahun
1990-an, Prambanan juga kembali menjadi pusat ibadah agama Hindu di
Jawa. Kebangkitan kembali nilai keagamaan Prambanan adalah karena
terdapat cukup banyak masyarakat penganut Hindu, baik pendatang dari
Bali atau warga Jawa yang kembali menganut Hindu yang bermukim di
Yogyakarta, Klaten dan sekitarnya. Tiap tahun warga Hindu dari provinsi
Jawa Tengah dan Yogyakarta berkumpul di candi Prambanan untuk menggelar
upacara pada hari suci Galungan, Tawur Kesanga, dan Nyepi.[7][8]
Pada 27 Mei 2006 gempa bumi dengan
kekuatan 5,9 pada skala Richter (sementara United States Geological
Survey melaporkan kekuatan gempa 6,2 pada skala Richter) menghantam
daerah Bantul dan sekitarnya. Gempa ini menyebabkan kerusakan hebat
terhadap banyak bangunan dan kematian pada penduduk sekitar. Gempa ini
berpusat pada patahan tektonik Opak yang patahannya sesuai arah lembah
sungai Opak dekat Prambanan. Salah satu bangunan yang rusak parah adalah
kompleks Candi Prambanan, khususnya Candi Brahma. Foto awal menunjukkan
bahwa meskipun kompleks bangunan tetap utuh, kerusakan cukup
signifikan. Pecahan batu besar, termasuk panil-panil ukiran, dan
kemuncak wajra berjatuhan dan berserakan di atas tanah. Candi-candi ini
sempat ditutup dari kunjungan wisatawan hingga kerusakan dan bahaya
keruntuhan dapat diperhitungkan. Balai arkeologi Yogyakarta menyatakan
bahwa diperlukan waktu berbulan-bulan untuk mengetahui sejauh mana
kerusakan yang diakibatkan gempa ini.[9][10] Beberapa minggu kemudian,
pada tahun 2006 situs ini kembali dibuka untuk kunjungan wisata. Pada
tahun 2008, tercatat sejumlah 856.029 wisatawan Indonesia dan 114.951
wisatawan mancanegara mengunjungi Prambanan. Pada 6 Januari 2009
pemugaran candi Nandi selesai.[11] Pada tahun 2009, ruang dalam candi
utama tertutup dari kunjungan wisatawan atas alasan keamanan.
SUMBER : https://candiprambanann.wordpress.com/tag/deskripsi-candi-prambanan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar